![]() |
Cerita Asik - Mariana (nama samaran), 35 tahun, adalah seorang ibu rumah tangga dengan 2 orang anak. Penampilan Mariana sangat menarik. Sebagai wanita yang tinggal di kota besar, Bandung, cara berpakaiannya selalu sexy. Tidak sexy murahan tapi berkelas dan menarik.
Dengan tubuh tinggi semampai, dada 36, dan kulit yang putih, walau sudah menikah dan punya anak yang sudah cukup dewasa, tapi masih banyak lelaki yang selalu menggodanya. Anaknya yang paling besar, Timmy (nama samaran), 19 tahun, seorang anak yang yang baik dan penurut pada orang tuanya.
Anak kedua, Jenny (nama samaran), 18 tahun, seorang anak yang sudah mulai beranjak dewasa. Sedangkan suami Mariana, Herman (nama samaran), adalah seorang suami yang cukup baik dan perhatian pada keluarga.
Bekerja sebagai seorang PNS di suatu instansi pemerintah. Kehidupan sexual Mariana sebetulnya tidak ada masalah sama sekali dengan suaminya. Walau banyak lelaki yang menggoda, tak sedikitpun ada niat dia untuk mengkhianati Herman.
Tapi ada sesuatu yang berubah dalam diri Mariana ketika suatu hari dia secara tidak sengaja melihat anak lelakinya, Timmy, sedang berpakaian setelah mandi. Dari balik pintu yang tidak tertutup rapat, Mariana dengan jelas melihat Timmy telanjang.
Matanya tertuju pada kontol Timmy yang dihiasi dengan bulu-bulu yang tidak terlalu lebat. Sejak saat itu Mariana pikirannya selalu teringat pada tubuh telanjang anak lelakinya itu. Bahkan seringkali Mariana memperhatikan Timmy bila sedang makan, sedang duduk, atau sedang apapun bila ada kesempatan.
“Ada apa si Mam, kok liatin Timmy terus?” tanya Timmy ketika Mariana memperhatikannya di ruang tamu.
“Tidak ada apa-apa, Tim.. Hanya saja Mama jadi senang karena melihat kamu makin besar dan dewasa,” ujar Mariana sambil tersenyum.
“Kamu sudah punya pacar, Tim?” tanya Mariana si mama nakal.
“Pacar resmi sih belum ada, tapi kalau sekedar teman jalan sih ada beberapa. Memangnya kenapa, Mam?” tanya Timmy.
“Ah, tidak. Mama hanya pengen tahu saja,” ujar Mariana.
“Kamu pernah kissing?” tanya Mariana.
“Ah, Mama.. Pertanyaannya bikin malu Timmy ah…” ujar Timmy sambil tersenyum.
“Yee.. Tidak apa-apa kok, Tim.. Jujur saja pada Mama. Mama juga pernah muda kok. Mama mengerti akan maunya anak muda kok…” ujar Mariana sambil menjewer pelan telinga Timmy. Timmy tertawa.
“Ya, Timmy pernah ciuman dengan mereka,” ujar Timmy.
“ML?” tanya Mariana lagi.
“ML apa sih artinya, Mam?” tanya Timmy tidak mengerti.
“Making Love atau ngentot …” ujar Mariana si mama nakal sambil mempraktekkan ibu jarinya diselipkan diantara telunjuk dan jari tengah.
“Wah kalau itu Timmy belum pernah, Mam.. Tidak berani. Takut hamil…” ujar Timmy. Mariana tersenyum mendengarnya.
“Kenapa Mama tersenyum?” tanya Timmy.
“Karena kamu masih sangat polos, sayang…” kata Mariana si mama nakal sambil mencubit pipi Timmy, lalu bangkit untuk menyiapkan segala sesuatunya karena Herman akan segera pulang.
Malam harinya, Mariana, Timmy, dan Jenny asyik menonton TV, sedangkan Herman sedang mengerjakan sesuatu di meja kerjanya.
“Ciuman rasanya gimana sih?” tanya Jenny ketika menyaksikan adegan ciuman di televisi.
“Ah, kamu.. Masih kecil! Tidak perlu tahu,” ujar Timmy sambil mengucek-ngucek rambut Jenny.
“Tidak boleh begitu, Tim.. Adikmu harus tahu tentang apapun yang dia tidak mengerti. Biar tidak salah langkah nantinya…” ujar Mariana sambil menatap Timmy.
“Begini, Jen…” ujar Mariana.
“Ciuman itu tidak ada rasa apa-apa.. Tidak manis, pahit atau asin. Hanya saja, kalau kamu sudah besar nanti dan sudah merasakannya, yang terasa hanya perasaan nyaman dan makin sayang kepada pacar atau suami kamu…” ujar Mariana si mama nakal lagi.
“Ah, nggak ngerti…” ujar Jenny.
“Mendingan Jenny tidur saja, ah.. Sudah ngantuk…” ujar Jenny.
“Ya sudah, tidurlah sayang,” ujar Mariana. Jenny kemudian bangkit dan segera menuju kamar tidurnya.
Ketika menyaksikan adegan ranjang di televisi, Mariana bertanya kepada Timmy, “Apakah kamu sudah itu dengan pacarmu?”.
“Timmy belum punya pacar, Mam.. Mereka hanya sekedar teman saja,” jawab Timmy.
“Tapi kok kamu bisa ciuman dengan mereka?” tanya Mariana si mama nakal lagi sambil tersenyum.
“Ya namanya juga saling suka…” jawab Timmy sambil tersenyum juga.
“Sudah sejauh mana kamu melakukan sesuatu dengan mereka?” tanya Mariana.
“Tidak apa-apa kok, Tim.. Bicara terbuka saja dengan Mama,” ujarnya Mariana lagi. Timmy menatap mata ibunya sambil tersenyum.
“Ya begitulah…” kata Timmy.
“Ya begitulah apa?” tanya Mariana si mama nakal lagi.
“Ya begiutlah.. Ciuman, saling pegang, saling raba…” ujar Timmy malu malu. Mariana tersenyum.
“Hanya itu?” tanya Mariana lagi.
Timmy melirik ke arah ayahnya yang sedang sibuk mengerjakan sesuatu di meja kerjanya.
“Mama jangan bilang ke Papa ya?” ujar Timmy.
Mariana tersenyum sambil mengangguk. Timmy lalu beringsut mendekati Mariana.
“Timmy pernah oral dengan beberapa teman wanita…” ujarnya sambil berbisik.
Mariana tersenyum sambil mencubit pipi Timmy.
“Nakal juga ya kamu!” ujar Mariana si mama nakal sambil tersenyum.
“Rasanya bagaimana?” tanya Mariana sambil berbisik.
“Sangat enak, Mam…” ujar Timmy.
“Tapi Timmy dengar, katanya kalau punya Timmy dimasukkan ke punya wanita rasanya lebih enak.. Benar tidak, Mam?” tanya Timmy.
Mariana kembali tersenyum tapi tidak menjawab..
“Kamu mau tahu rasanya, Tim?” tanya Mariana sambil tetap tersenyum. Timmy mengangguk.
“Sini ikut Mama…” ajak Mariana sambil bangkit lalu pergi ke ruang belakang. Timmy mengikuti dari belakang.
Sesampai di ruang belakang, Mariana menarik tangan Timmy agar mendekat.
“Ada apa sih, Mam?” tanya Timmy.
“Karena kamu sudah dewasa, Mama anggap kamu sudah seharusnya tahu tentang hal tersebut,” ujar Mariana dengan nafas agak memburu menahan gejolak yang selama ini terpendam terhadap anaknya tersebut.
“Ciumlah Mama sayang…” kata Mariana si mama nakal sambil mengecup bibir Timmy.
Timmy diam karena tidak tahu harus berbuat apa. Mariana terus melumat bibir anaknya itu sambil tanggannya masuk ke dalam celana Hawaii Timmy. Lalu dengan lembut diremas dan dikocoknya kontol anaknya. Karena tidak tahan merasakan rasa enak, Timmy dengan segera membalas ciuman Mariana dengan hangat. Sambil terus mengocok dan meremas kontol Timmy, Mariana berkata,
“Kamu ingin merasakan rasanya bersetubuh kan, sayang?”.
“Iya, Mam…” ujar Timmy dengan nafas memburu.
“Mama juga sama, Tim.. Mama ingin merasakan hal itu dengan kamu,” ujar Mariana.
“Kapan, Ma?” tanya Timmy sambil menggerakkan pinggulnya maju mundur karena enak dikocok kontol oleh Mariana.
“Jangan sekarang ya, sayang…” ujar Mariana si mama nakal sambil melepaskan genggaman tangannya pada kontol Timmy.
“Yang penting kamu harus tahu bahwa Mama sangat sayang kamu…” kata Mariana sambil mengecup bibir Timmy.
“Timmy juga sangat sayang Mama,” ujar Timmy.
“Sekarang Mama harus tidur karena sudah malam. Nanti Papamu curiga…” ujar Mariana sambil meninggalkan Timmy.
Timmy menarik nafas panjang menahan suatu rasa yang tak bisa diucapkan.. Tak lama Timmy masuk ke kamar mandi.. Onani. Besok paginya, Herman sudah siap-siap pergi kerja sekalian mengantar Jenni ke sekolah karena masuk pagi. Sementara Timmy masuk sekolah siang. Dia masih tidur di kamarnya.
Setelah Herman dan Jenni pergi, dengan segera Mariana mengetuk dan masuk ke kamar Timmy. Timmy masih tidur dengan hanya memakai celana Hawaii saja. Mariana tersenyum sambil duduk di sisi ranjang anaknya tersebut.
Tangannya mengusap dada Timmy. Dimainkannya puting susu Timmy. Timmy terbangun karena merasakan ada sesuatu yang membuat darahnya berdesir nikmat. Ketika matanya dibuka, terlihat mamanya sedang menatap dirinya sambil tersenyum.
“Bangun dong, sayang.. Sudah siang,” ujar Mariana sambil tangannya berpindah masuk ke dalam celana Hawaii Timmy.
Diusap, dibelai, diremas, lalu dikocoknya kontol Timmy sampai tegang dan tegak. Timmy terus menatap mata Mariana sambil merasakan rasa nikmat pada kontolnya.
“Mau sekarang?” tanya Mariana si mama nakal sambil tetap tersenyum.
“Saya mau kencing dulu, Mam…” kata Timmy sambil bangkit lalu bergegas ke kamar mandi. Setelah selesai, segera dia kembali ke kamarnya.
“Lama amat sih?” tanya Mariana.
“Timmy kan sikat gigi dulu, Mam…” ujar Timmy sambil duduk di pinggir ranjang berdampingan dengan Mariana.
“Kenapa Mama mau melakukan ini dengan Timmy?” tanya Timmy. Mariana tersenyum sambil mencium pipi anaknya itu.
“Karena Mama sangat sayang kamu. Juga Mama ingin mendapat kebahagiaan dari orang yang paling Mama sayangi.. Kamu,” ujar Mariana sambil kemudian melumat bibir Timmy.
Timmy membalasnya dengan hangat pula. Kemudian Mariana bangkit lalu melepas semua pakaian yang menempel di tubuhnya. Timmy terus menatap tubuh ibunya dengan kagum dan nafsu.
“Buka celana kamu dong, sayang,” ujar Mariana.
“Iya, Mam…” ujar Timmy sambil bangkit lalu melepas celana Hawaiinya.
“Sini, Tim…” ujar Mariana si mama nakal sambil berjongkok.
Tak lama mulut Mariana sudah mengulum kontol Timmy. Jilatan dan hisapannya membuat Timmy bergetar tubuhnya menahan nikmat yang amat sangat.
“Mmhh.. Enakk, Mamm…” desah Timmy sambil agak menggerakkan pinggulnya maju mundur.
Mariana melepas kulumannya, sambil tersenyum menatap wajah Timmy yang tengadah merasakan nikmat, tangannya terus mengocok kontol Timmy.
“Gantian, Tim…” ujar Mariana.
“Iya, Mam…” ujar Timmy.
Mariana lalu naik ke ranjang anaknya. Lalu segera dibukanya paha lebar-lebar.. Timmy langsung mendekatkan wajahnya ke memek Mariana. Lalu segera dijilatinya seluruh permukaan memek Mariana. Mariana terpejam menahan nikmat. Apalagi ketika jilatan lidah Timmy bermain di kelentitnya.. Mata Mariana terpejam, tubuhnya bergetar sambil menggoyangkan pinggulnya.
“Ohh.. Enakk.. Teruss, Timm…” desah Mariana.
Setelah sekian menit Mariana dijilati memeknya, tiba-tiba tubuhnya bergetar makin keras, ditekannya kepala Timmy ke memeknya, lalu segera dijepit dengan pahanya.. Tak lama…
“Ohh.. Mhh.. Ohh…” desah Mariana panjang. Mariana orgasme.
“Ohh, enak sekali sayang.. Naik sini!” ujar Mariana.
Timmy naik ke tubuh Mariana. Dengan segera Mariana si mama nakal melumat bibir Timmy walau masih belepotan dengan cairan dari memek Mariana sendiri.
“Masukkin sayang…” bisik Mariana sambil menggenggam kontol Timmy dan diarahkan ke memeknya.
Setelah itu, Timmy langsung memompa kontolnya di memek Mariana. Mata Timmy terpejam sambil terus mengeluarmasukkan kontolnya.
“Bagaimana rasanya, Tim?” tanya Mariana sambil menggoyangkan pinggulnya mengimbangi gerakan Timmy.
“Nikmat sekali, Mam…” ujar Timmy.
Mariana tersenyum sambil terus menatap mata anaknya. Tak lama, tiba-tiba tubuh Timmy mengejang, gerakannya makin cepat..
“Timmy mau keluar, Mam,” bisik Timmy.
“Mmhh.. Keluarkan sayang, puaskan dirimu…” bisik Mariana si mama nakal sambil memegang pantat Timmy lalu menekankan ke memeknya keras-keras.
Tak lama.. Crott! Crott! Crott! Air mani Timmy muncrat banyak di dalam memek Mariana. Timmy mendesakkan kontolnya dalam-dalam ke memek Mariana..
“Bagaimana rasanya sayang?” tanya Mariana.
“Sangat nikmat, Mam.. Lebih nikmat daripada oral…” ujar Timmy sambil mengecup bibir Mariana.
“Timmy sangat sayang Mama,” ujar Timmy.
“Mama juga sangat sayang kamu,” ujar Mariana si mama nakal.